Berbagai Alasan Enggan Berjilbab
https://www.facebook.com/JemputAkuMenjadiBidadarimu/posts/311125195697657Berbagai alasan sering dikemukakan oleh para wanita muslim yang masih enggan berjilbab. Coba perhatikan beberapa alasan mereka:
Pertama: Yang penting hatinya dulu yang dihijabi.
Alasan, semacam ini sama saja dengan alasan orang yang malas shalat
lantas mengatakan, “Yang penting kan hatinya.” Inilah alasan orang yang
punya pemahaman bahwa yang lebih dipentingkan adalah amalan hati, tidak
mengapa seseorang tidak memiliki amalan badan sama sekali. Inilah
pemahaman aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah”. Ini
pemahaman keliru, karena pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman
Ahlus Sunnah wal Jama’ah, “Din dan Islam itu adalah perkataan dan
amalan, yaitu [1] perkataan hati, [2] perkataan lisan, [3] amalan hati,
[4] amalan lisan dan [5] amalan anggota badan.”[4]
Imam Asy Syaafi’i rahimahullah menyatakan,
الإيمان قول وعمل يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية
“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.”[5]
Jadi tidak cukup iman itu dengan hati, namun harus dibuktikan pula dengan amalan.
Kedua: Bagaimana jika berjilbab namun masih menggunjing.
Alasan seperti ini pun sering dikemukakan. Perlu diketahui, dosa
menggunjing (ghibah) itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang
yang rajin shalat malam, boleh jadi dia pun punya kebiasaan mencuri. Itu
bisa jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka menipu. Ini pun nyata
terjadi.
Namun tidak semua yang berjilbab punya sifat semacam
itu. Lantas kenapa ini jadi alasan untuk enggan berjilbab? Perlu juga
diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang
berjilbab secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya
sungguh mulia. Jadi jadi kewajiban orang yang hendak berjilbab untuk
tidak menggunjing.
Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab.
Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun
lagi? Apa nanti jika sudah pipi keriput dan rambut beruban? Setan dan
nafsu jelek biasa memberikan was-was semacam ini, supaya seseorang
menunda-nunda amalan kebaikan.
Ingatlah kita belum tentu tahu
jika besok shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan tidak ada seorang pun
yang tahu bahwa satu jam lagi, ia masih menghirup nafas. Oleh karena
itu, tidak pantas seseorang menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti
saja”. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi nasehat yang amat bagus,
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ
تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ
حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .
“Jika engkau berada di waktu sore,
janganlah menunggu-nunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi,
janganlah menunggu-nunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum
datang masa sakitmu. Manfaatkan pula masa hidupmu sebelum datang
kematianmu” (HR. Bukhari no. 6416). Nasehat ini amat bagus bagi kita
agar tidak menunda-nunda amalan dan tidak panjang angan-angan.[6]
Jika tidak sekarang ini, mengapa mesti menunda berhijab besok dan besok
lagi. Seorang da’i terkemuka mengatakan nasehat 3 M, “Mulai dari diri
sendiri, mulai dari saat ini, mulai dari hal yang kecil”.
Jika Sadar Hanya Di Bulan Ramadhan?
Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu
musimnya saja. Ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam,
gemar bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman.
Namun sudah seharusnya amalan-amalan tadi di luar bulan Ramadhan juga
tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum
adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah) hanya pada bulan Ramadhan
saja.”
Ingatlah pula pesan dari Ka’ab bin Malik, “Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah
lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh
puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).”[7]
Semoga Allah beri taufik dan sungguh hidayah itu begitu indah. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
https://www.facebook.com/JemputAkuMenjadiBidadarimu/posts/311125195697657
Tidak ada komentar:
Posting Komentar